Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (bare conductor) di udara bertegangan di atas 35 kV sampai dengan 245 kV, sesuai dengan standar dibidang ketenagalistrikan. SUTT merupakan sistem penyalur tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik dalam skala besar kegardu induk (GI) langsung ke gardu konsumen. Hampir semua orang membutuhkan listrik. Di rumah, kita butuh listrik untuk menghidupkan lampu, TV, radio, pompa air, sampai alat pendingin ruangan. Di kantor, listrik dibutuhkan untuk komputer, perkakas listrik, mesin faks, sampai alat pendingin ruangan. Lampu-lampu penerangan jalan dan lampu pengatur lalu-lintas tidak akan berfungsi tanpa adanya listrik.
FUNGSI SUTT
SUTT merupakan bagian dari sistem transmisi tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan listrik berkapasitas besar (KHA ± 1000 A) dari pembangkit tenaga listrik ke Gardu Induk. SUTT juga digunakan untuk menghubungkan satu Gardu Induk dengan Gardu Induk lainnya. Tanpa SUTT atau jaringan transmisi lainnya, listrik tidak mungkin menjangkau titik-titik penggunanya. Terkecuali tentunya jika pembangkit tenaga listrik ada di dekat titik-titik penggunaan tersebut. Di Indonesia, SUTT dimanfaatkan untuk menyalurkan listrik bertegangan 70 kV dan 150 kV.
Penyaluran tenaga listrik dengan kapasitas yang besar dan bertegangan tinggi, memang lebih banyak digunakan dalam jaringan transmisi tenaga listrik. Apalagi kalau
daya listrik yang disalurkan mencapai ratusan megawatt dan jarak yang ditempuh mencapai puluhan kilometer. Untuk daya yang sama, penyaluran tenaga listrik dengan
tegangan tinggi akan menurunkan angka rugi tegangan (voltage drop). Kawat penghantar yang digunakan juga akan lebih kecil daripada kawat yang dibutuhkan jika menggunakan tegangan menengah atau rendah. Dengan sendirinya penggunaan tegangan tinggi untuk mentransmisikan listrik akan lebih ekonomis daripada penggunaan tegangan rendah atau menengah. Untuk SUTT digunakan tegangan 70 kV dan 150 kV. Untuk jarak ratusan kilometer, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) lebih layak digunakan. SUTET bekerja pada tegangan diatas 245 kV sesuai dengan standar di bidang ketenagalistrikan.
JARINGAN TRANSMISI
Ada beberapa jenis jaringan transmisi yang dapat digunakan menyalurkan listrik bertegangan tinggi. Ada yang menggunakan kabel bawah tanah (underground cable), ada juga yang menggunakan kawat di udara. Saluran udara lebih banyak digunakan daripada saluran kabel bawah-tanah. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara maju pun masih jarang menggunakan saluran kabel bawah-tanah. Alasan utamanya adalah biaya pengembangan saluran kabel bawah-tanah yang jauh lebih mahal. Kompleksitas pembangunannya juga lebih tinggi daripada pembangunan saluran udara.
SKEMA PENYALURAN TENAGA LISTRIK
Listrik dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik. Saat ini di Indonesia ada beberapa jenis pembangkit tenaga listrik. Dalam skala besar dan menengah, ada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga disel (PLTD), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Dalam skala lebih kecil, ada pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan pembangkit listrik tenaga surya. Perjalanan listrik menuju ke titik-titik penggunaannya dimulai dengan menumpang jaringan transmisi. Listrik harus mengalami beberapa kali perubahan tegangan (voltage) guna menjaga efi siensi penyalurannya. Disebut saluran transmisi udara tegangan tinggi jika tegangannya berkisar antara 70 kV sampai 150 kV.
Jaringan transmisi bermuara di suatu Gardu Induk (substations). Di gardu induk tersebut, tegangan listrik diturunkan mencapai 20 kV sebelum kemudian dibawa oleh saluran-saluran tegangan menengah ke beberapa gardu distribusi. Di gardu distribusi
tegangan diturunkan menjadi 230 volt (dapat juga menggunakan transformer tiang), kemudian listrik disalurkan ke titik-titik pengguna melalui jaringan saluran listrik bertegangan rendah.